BANDUNG DAILY NEWS — Suasana Minggu pagi di Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani Nasution berubah menjadi lebih semarak saat ratusan orang dari berbagai latar belakang berlari bersama dalam ajang Run for Equality 2025. Tak hanya warga biasa, penyandang disabilitas pun turut ambil bagian dalam kegiatan ini, yang menjadi simbol kuat perjuangan kesetaraan di tengah masyarakat.
Run for Equality, yang digagas Yayasan Plan International Indonesia, sebelumnya sukses digelar di Jakarta. Kini giliran Bandung yang menjadi tuan rumah, membawa semangat inklusi dan solidaritas ke ruang publik.
“Lari ini bukan hanya soal jarak tempuh, tetapi soal sejauh mana kita bisa bergerak bersama untuk menciptakan ruang yang setara,” ujar Direktur Eksekutif Plan Indonesia, Dini Widiastuti. Ia menyebut antusiasme masyarakat Bandung sebagai bukti bahwa perubahan sosial bisa dimulai dari langkah kecil yang dilakukan bersama.
Isu disabilitas masih menjadi tantangan besar di Indonesia. Data BPS mencatat, ada sekitar 8.700 penyandang disabilitas di Kota Bandung. Namun, akses terhadap fasilitas publik yang ramah dan partisipasi dalam kegiatan sosial masih kerap menjadi kendala. Hal inilah yang coba diangkat melalui Run for Equality.
Komisi Nasional Disabilitas (KND) yang turut mendukung acara ini menegaskan bahwa inklusi harus menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. “Kita tidak bisa hanya berhenti pada slogan. Inklusi itu harus diwujudkan dalam tindakan nyata, seperti yang kita lihat hari ini,” kata Komisioner KND, Jonna Aman Damanik.
Kehadiran Aryatri Benarto, Ibu Wali Kota Bandung, serta perwakilan dari Taman Lalu Lintas menunjukkan dukungan pemerintah kota terhadap ruang publik yang lebih inklusif. Mereka menyampaikan apresiasi atas kolaborasi lintas sektor yang terjalin dalam acara ini.
Run for Equality Bandung juga menggandeng mitra lokal seperti Delite Organizer dan Yumaju Coffee, serta sejumlah sponsor termasuk SalingJaga, yang memastikan seluruh peserta terlindungi selama kegiatan. Tak hanya itu, gerakan ini turut membuka ruang bagi masyarakat untuk berkontribusi lebih jauh melalui donasi publik di Kitabisa.com/kitasetara2025.
Dana yang terkumpul akan digunakan untuk membangun ruang aman dan kegiatan inklusif bagi anak-anak disabilitas dan keluarganya. Sebagian hasil penjualan tiket pun akan disalurkan untuk pengadaan kaki palsu lewat mitra Puspadi Bali.
Run for Equality bukan sekadar ajang olahraga, tetapi gerakan sosial yang terus menantang batas: bahwa semua orang, apapun kondisinya, berhak mendapat tempat yang setara di masyarakat.***