Harian Bandung Ter-Update

Advertisements

BANDUNG DAILY NEWS – Minggu pagi di bulan Juli lalu, Kota Bandung terasa lebih hangat dari biasanya. Bukan hanya karena cuaca cerah, tapi juga karena hadirnya pemandangan tak biasa yaitu 38 pasang ayah dan anak beriringan di jalanan, menebar senyum dan tawa lewat kegiatan Riding With Dad Vol.1. Event ini lahir dari gagasan Billi Sandi Pratama, atau Baba, yang ingin menciptakan wadah sederhana tapi bermakna bagi ayah untuk hadir lebih dekat dengan anak-anaknya.

Baba menyebut acara ini sebagai upaya kecil melawan isu fatherlessness, yaitu ketiadaan figur ayah dalam kehidupan anak, baik secara fisik maupun emosional. Menurutnya, banyak anak tumbuh tanpa merasakan kehadiran ayah yang seharusnya menjadi panutan dan tempat kembali.

Advertisements
Advertisements

“Kadang ada yang jadi ayah betulan, ada juga yang jadi ayah kebetulan. Lewat acara ini, saya ingin mengingatkan bahwa peran ayah nggak boleh hilang, justru harus jadi pondasi kuat buat anak-anak kita,” ungkap Baba sebelum melepas peserta.

Acara dimulai sejak pukul 08.00 WIB di YESS Coffee & Eatery dengan sesi safety briefing. Baba menekankan bahwa keselamatan adalah prioritas utama. Para peserta diminta menaati aturan diantaranya perjalanan maksimal satu jam, kecepatan di bawah 40 km/jam, serta larangan membonceng lebih dari satu anak. Aturan ini tidak hanya selaras dengan UU No. 22 Tahun 2009, tapi juga jadi bentuk tanggung jawab para ayah agar anak merasa aman saat berkendara bersama.

Advertisements

Usai briefing, rombongan pun meluncur menyusuri jalanan Kota Bandung dengan rute city rolling yang sudah disiapkan. Bukan balapan, bukan pula touring, tapi perjalanan santai yang justru menghadirkan momen intim di antara ayah dan anak. Banyak peserta terlihat sesekali berbincang dengan anaknya di jok belakang, menikmati suasana kota sambil meneguhkan kebersamaan.

Titik akhir perjalanan ada di Pecah Kopi, tempat acara inti digelar. Di sini, anak-anak disambut dengan sesi melukis seru yang dipandu tim Melukis Bersama Matahari. Dengan penuh semangat, mereka menuangkan imajinasi ke atas kanvas, menciptakan karya penuh warna yang mencerminkan dunia mereka. Sementara itu, para ayah diarahkan ke ruang terpisah untuk mengikuti sesi sharing bapak-bapak dengan tema “Jadi Ayah Betulan atau Jadi Ayah Kebetulan?”.

Advertisements

Sesi ini dipandu oleh Abah Hasan, yang mengajak para peserta memahami seni parenting dengan pendekatan Accepting, Relate, and Relax. Ia menekankan bahwa ayah harus bisa menerima kondisi anak, membangun hubungan yang sehat, dan tetap santai dalam menghadapi dinamika parenting. Diskusi berlangsung hangat. Banyak ayah yang akhirnya membuka diri, bercerita tentang rasa lelah, kebingungan, bahkan kesalahan yang pernah mereka buat. Momen itu berubah jadi ajang saling menguatkan, ketika setiap kisah justru memunculkan rasa kebersamaan.

“Yang penting anak merasakan kehadiran kita, bukan hanya sekadar ada di rumah tapi nggak benar-benar hadir. Hadir itu bukan fisik saja, tapi juga hati,” ujar Abah Hasan yang disambut anggukan para ayah.

Advertisements

Tak sedikit yang menitikkan air mata mendengar kisah sesama peserta. Suasana serius itu kontras dengan tawa riang anak-anak di ruangan lain yang sibuk melukis. Dua kegiatan ini seolah menegaskan bahwa kebahagiaan anak tak lepas dari peran orang tua yang mau hadir, mendampingi, dan belajar bersama.

Menjelang akhir acara, beberapa peserta menyampaikan apresiasi mereka.

Advertisements

“Acaranya seru banget. Akhirnya ada tempat bagi para ayah untuk kumpul, bonding dengan anak, dan saling berbagi cerita. Rasanya lega bisa cerita tanpa takut dihakimi,” ungkap salah satu ayah.

Keberhasilan Riding With Dad Vol.1 membuka harapan baru bahwa gerakan sederhana seperti ini bisa terus berkembang. Baba sendiri menegaskan bahwa ini baru langkah awal.

Advertisements

“Kami ingin event ini jadi ruang rutin untuk ayah dan anak. Bukan cuma sekali, tapi berkesinambungan, dengan konsep yang makin segar tapi tetap pada misi utama yaitu memutus rantai fatherlessness di Indonesia,” ujarnya.

Dengan antusiasme tinggi dari para peserta, bukan tidak mungkin Riding With Dad bakal jadi gerakan yang lebih besar di masa depan. Dari Bandung, semangat ini bisa saja menular ke kota-kota lain, membawa pesan sederhana tapi penting: ayah harus hadir, bukan hanya sebagai “ayah kebetulan,” tapi ayah yang betulan.***

Advertisements

Share:

Apa pendapat kamu?

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.
Kolom yang harus diisi ditandai dengan (*)

Segala Tentang Bandung Ada di Sini

Subscribe biar gak ketinggalan info Babandungan!