BANDUNG DAILY NEWS – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia resmi meluncurkan program suplemen gizi Multiple Micronutrient Supplement (MMS) untuk ibu hamil di Kota Bandung pada Kamis (17/10). Program ini ditargetkan untuk menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan mengurangi risiko stunting, kelahiran prematur, serta bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR).
MMS merupakan suplemen yang mengandung 13 zat gizi mikro, termasuk zat besi dan asam folat, yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan gizi ibu hamil. Suplemen ini dianggap lebih lengkap dibandingkan dengan tablet tambah darah (TTD) konvensional yang selama ini diberikan.
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, menegaskan pentingnya konsumsi MMS selama 180 hari atau enam bulan masa kehamilan guna meningkatkan kesehatan ibu dan anak. “Kalau kita ingin anak kita sehat dan pintar, minum MMS selama kehamilan insya Allah bisa mencapainya,” kata Budi, saat peluncuran di SMA Negeri 27 Bandung.
Dalam kesempatan yang sama, Dirjen Kesehatan Masyarakat Kemenkes RI, Maria Endang Sumiwi, memaparkan bahwa penelitian menunjukkan MMS mampu menurunkan angka kematian bayi hingga 18 persen dan kasus BBLR hingga 14 persen. Program ini rencananya akan diterapkan di 15 provinsi dan 209 kabupaten di Indonesia pada tahun ini, dengan fokus di daerah yang memiliki angka stunting dan BBLR tinggi, termasuk Jawa Barat.
Pj Wali Kota Bandung, A. Koswara, menyatakan bahwa peluncuran program MMS di Bandung diharapkan mampu meningkatkan kualitas kesehatan ibu dan anak di wilayah tersebut. “Selain pemberian MMS, kami juga mengadakan pelatihan pemberian makanan tambahan berbasis pangan lokal bagi ibu hamil dengan kekurangan energi kronis (KEK) dan balita dengan gizi kurang,” ungkap Koswara.
Sementara itu, Pj Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin, menekankan pentingnya edukasi gizi kepada masyarakat. Ia berharap, program ini bisa membawa dampak signifikan bagi peningkatan kualitas kesehatan di Jawa Barat. “MMS adalah tambahan untuk memenuhi kebutuhan gizi, tetapi tetap harus diimbangi dengan pola makan bergizi,” ujarnya.***
