Harian Bandung Ter-Update

Advertisements

BANDUNG DAILY NEWS – Film drama keluarga Seribu Bayang Purnama siap mengguncang layar lebar mulai 3 Juli 2025. Tak seperti kebanyakan film yang berkutat pada hiruk-pikuk kota atau intrik percintaan, karya terbaru Baraka Films ini justru menyoroti kehidupan petani, sebuah tema yang jarang disentuh dunia perfilman Indonesia.

Disutradarai Yahdi Jamhur, yang dikenal piawai meramu dokumenter bertema sosial, Seribu Bayang Purnama menyuguhkan potret getir perjuangan petani melalui tokoh Putro Purnomo (Marthino Lio). Pemuda yang kembali ke desa halaman setelah menimba ilmu di kota ini bertekad memperkenalkan pertanian alami demi mengangkat derajat hidup para petani. Namun, jalan Putro penuh liku. Penolakan warga, persaingan keluarga, hingga dilema cinta dengan Ratih (Givina Whani Darmawan), putri dari keluarga rivalnya, mewarnai perjalanan Putro memperjuangkan perubahan.

Advertisements
Advertisements

“Film ini lahir dari kegelisahan kami melihat nasib petani yang belum sejahtera. Kami ingin mengajak masyarakat lebih peduli pada mereka yang setiap hari mengusahakan pangan untuk kita,” ungkap Yahdi dalam konferensi pers di Bandung, Rabu (19/6).

Yang membuat film ini kian istimewa, seluruh hasil penjualan tiketnya akan didonasikan untuk petani dalam bentuk pelatihan pertanian berkelanjutan. Lokasi syuting pun diambil langsung di Yogyakarta dan NTT, agar penonton dapat melihat dengan nyata keseharian petani yang kerap berhadapan dengan tengkulak dan tingginya biaya produksi.

Advertisements

Naskah film ditulis Swastika Nohara, penulis skenario pemenang Piala Maya yang dikenal lihai menyusun kisah dengan emosi mendalam. Visual sinematiknya diramu oleh Yahdi yang berpengalaman sebagai sinematografer, menghadirkan gambar-gambar memikat tentang alam dan budaya desa.

Tak hanya menyentuh soal konflik pribadi Putro, film ini mengajak penonton merenungkan pentingnya kedaulatan pangan dan keberlangsungan pertanian alami bagi masa depan bangsa.

Advertisements

“Tanpa pertanian alami, kita mempertaruhkan kesehatan dan ketahanan pangan negara ini,” tegas Yahdi.

Film ini bukan sekadar hiburan, tapi ajakan untuk membuka mata pada kenyataan yang kerap luput dari perhatian: di balik setiap butir nasi yang kita makan, ada kisah panjang perjuangan para petani.***

Advertisements

Share:

Apa pendapat kamu?

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.
Kolom yang harus diisi ditandai dengan (*)

Segala Tentang Bandung Ada di Sini

Subscribe biar gak ketinggalan info Babandungan!