BANDUNG DAILY NEWS – Bandung kembali bersiap menjadi pusat perayaan seni rupa nasional melalui gelaran Bandung Art Month (BAM) edisi ke-8 tahun 2025. Festival seni tahunan yang telah menjadi agenda tetap kota ini akan dibuka secara simbolis di Grey Art Gallery, Braga, pada Minggu, 24 Agustus 2025. Dengan tema “ANGKAT”, perhelatan ini menandai dimulainya rangkaian acara seni di berbagai penjuru Bandung Raya yang akan berlangsung selama satu bulan penuh, hingga 24 September 2025.
Tercatat ada 18 acara seni yang akan meramaikan BAM tahun ini, mulai dari pameran, panggilan terbuka, pertunjukan, hingga berbagai agenda kolaboratif lintas disiplin. Selama sebulan penuh, publik dapat menikmati beragam kegiatan seni yang menyebar di banyak lokasi, menjadikan Bandung sebagai panggung terbuka bagi ekspresi seniman dari berbagai latar belakang.
Pemilihan tema “ANGKAT” bukan tanpa alasan. Dalam konteks budaya Sunda, kata “angkat” memiliki arti “pergi” atau meninggalkan satu tempat untuk menuju tempat lain. Namun, dalam bahasa Indonesia, kata yang sama juga berarti tindakan mengangkat sesuatu, baik berupa benda, gagasan, maupun harapan ke posisi yang lebih tinggi dari sebelumnya.
Kedua makna tersebut sengaja dipertemukan untuk memperkaya tafsir dan menghadirkan cara pandang baru. Tema ini dimaksudkan sebagai pengingat sekaligus undangan agar masyarakat seni Bandung menyiapkan diri menyongsong satu dekade perubahan dalam peta sosial seni kota ini. Seperti diungkapkan panitia, tema “ANGKAT” dihadirkan untuk mendorong seniman dan publik melihat seni bukan hanya sebagai ekspresi, tetapi juga gerakan yang membawa perubahan dan peningkatan.
“Dalam tradisi Sunda, ‘angkat’ adalah gerak berpindah. Dalam bahasa Indonesia, ‘angkat’ adalah usaha menaikkan sesuatu ke tingkat lebih tinggi. Dua makna yang berbeda ini justru saling melengkapi, sehingga bisa menjadi semangat baru bagi dunia seni,” jelas penyelenggara dalam keterangan tertulis.
BAM-8 tidak hanya berfokus pada satu titik acara. Seperti tradisi gelaran sebelumnya, festival ini akan tersebar di berbagai lokasi di Bandung Raya. Dengan pola penyelenggaraan yang inklusif, setiap ruang seni maupun komunitas diberi kesempatan untuk menghadirkan programnya sendiri di bawah payung tema “ANGKAT”.
Agenda yang disiapkan antara lain pameran seni rupa, program kolaborasi lintas komunitas, pertunjukan, diskusi, serta panggilan terbuka bagi seniman muda. Model ini memungkinkan publik menjelajahi beragam sisi seni Bandung dengan sudut pandang yang berbeda, sekaligus menunjukkan dinamika skena seni kota yang selalu bergerak dan bereksperimen.
Salah satu agenda utama dalam BAM tahun ini adalah Bandung Photography Triennale 2025 yang akan hadir sebagai highlight besar. Memasuki edisi kedua, triennale ini dijadwalkan berlangsung mulai September hingga Oktober 2025, memperluas rangkaian BAM yang sudah padat.
Tahun ini, Triennale Fotografi Bandung mengangkat tema “Synthetic Vision: The Age of Fictionalizing in Our Culture” atau “Visi Sintetis: Era Fiksi dalam Budaya Kita.” Tema tersebut merupakan pengembangan dari tema sebelumnya sekaligus respons terhadap situasi geopolitik global saat ini.
Melalui tema ini, para fotografer diajak memetakan respons mereka terhadap realitas kontemporer dengan beragam metode artistik, perspektif, serta refleksi kritis. Subtema yang dihadirkan akan membuka peluang bagi eksplorasi visual tentang bagaimana budaya modern semakin akrab dengan konstruksi fiksi, narasi buatan, hingga realitas yang dipengaruhi teknologi.
Gelaran ini akan tersebar di sejumlah ruang seni ternama, di antaranya Art Societes Art Gallery and Cafe, Orbital Dago, Selasar Seni Sunaryo, Grey Art Gallery, serta beberapa program satelit lainnya. Dengan cakupan yang luas, Triennale Fotografi Bandung diharapkan tidak hanya menjadi ajang pamer karya, tetapi juga forum pemikiran kritis yang mampu merekam kondisi geopolitik global melalui medium fotografi.
Sejak pertama kali digelar, Bandung Art Month telah tumbuh menjadi salah satu barometer perkembangan seni rupa di Indonesia. Tahun ini, melalui tema “ANGKAT”, BAM 2025 hadir sebagai refleksi perjalanan hampir satu dekade festival seni yang tidak hanya menampilkan karya, tetapi juga mengubah cara masyarakat melihat seni sebagai bagian dari kehidupan sosial.
Dengan deretan acara yang berlapis, BAM 2025 berusaha menghadirkan pengalaman menyeluruh dari ruang galeri, panggung pertunjukan, hingga ruang diskusi. Perhelatan ini bukan hanya pesta seni, tetapi juga momentum untuk mengangkat Bandung semakin tinggi dalam peta seni rupa nasional dan internasional.***