BANDUNG DAILY NEWS – Dua wajah baru hadir untuk menghidupkan kembali kisah cinta paling ikonik di perfilman Indonesia. El Putra Sarira dan Leya Princy resmi jadi pemeran utama dalam Rangga & Cinta: The Rebirth of Ada Apa dengan Cinta?, drama musikal romantis garapan Riri Riza yang akan tayang di bioskop mulai 2 Oktober 2025.
El Putra yang sebelumnya sama sekali belum pernah terjun ke dunia akting, justru dipercaya memerankan sosok legendaris Rangga. Lebih istimewa lagi, El dipilih langsung oleh Nicholas Saputra, aktor yang sejak tahun 2002 melekat dengan karakter tersebut.
“Mas Niko bahkan sering mendampingi kami di lokasi syuting. Kalau grogi, beliau mengajarkan bagaimana cara mengatasinya,” ujar El saat ditemui di SMAN 22 Bandung, Kamis (11/9).
El mengaku perjalanan menuju layar lebar tidak mudah. Ia baru menonton AADC versi asli setelah ikut casting, dan harus melalui proses panjang sebelum syuting dimulai.
“Dari akhir September sampai Januari saya ikut workshop. Ada acting coach, ada vocal coach juga. Jadi benar-benar dipersiapkan,” ungkapnya.

Sementara itu, Leya Princy yang didapuk sebagai Cinta menyebut peran ini sebagai mimpi masa kecilnya. Sejak usia delapan tahun ia sudah mengidolakan film AADC dan sosok Cinta yang diperankan Dian Sastrowardoyo.
“Dari SD aku sudah suka banget sama filmnya. Jadi sebenarnya enggak terlalu sulit, karena sudah kebayang dunianya,” katanya.
Meski begitu, Leya sadar tantangan yang dihadapinya tidak kecil. Bersama El, ia harus menghadirkan versi segar dari Rangga dan Cinta tanpa menghilangkan esensi klasik yang sudah begitu lekat di hati penonton.
“Film lama bisa jadi bekal, tapi juga PR buat kita. Tantangannya adalah bagaimana membawa feel Rangga dan Cinta dengan interpretasi baru,” jelas Leya.
Untuk membangun chemistry, keduanya mengaku sering berdiskusi bahkan di luar syuting. Mereka mencoba memahami karakter masing-masing agar benar-benar bisa tenggelam dalam dunia Rangga dan Cinta.
“Aku mencoba mengerti Rangga, dan El mencoba mengerti Cinta. Semua prosesnya panjang, tapi justru itu yang bikin chemistry kita lebih hidup,” kata Leya.
Sebagai drama musikal, film ini memberi tantangan tambahan. Bukan hanya akting, keduanya juga harus menyeimbangkan dialog dengan nyanyian live yang penuh emosi.
“Bukan sekadar nyanyi, tapi harus mengekspresikan perasaan lewat musik,” ujar Leya.
Meski dibintangi wajah baru dan dikemas dengan sentuhan musikal, film ini tetap mempertahankan nuansa tahun 2000-an, sama seperti versi AADC pertama. Dengan kombinasi nostalgia dan sentuhan baru, publik tentu penasaran melihat bagaimana El dan Leya membawa kisah cinta legendaris ini ke generasi sekarang.***









